Bagi kita ummat islam tentu pernah melakukan dzikir yaitu mengingat Allah sambil menyebut dan memuji namaNya. Zikir dalam Islam ada banyak macamnya, namun yang saya maksudkan di sini adalah zikir yang paling umum yaitu zikir yang sehabis shalat fardhu 5 waktu yang menyebut kalimat tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan juga takbir (Allahu Akbar). Dalam dzikir seperti ini kita sering kali menggunakan alat bantu untuk menghitung jumlah bacaannya dengan berbagai alat, mulai yang alami, tradisional hingga digital.
Dalam kesempatan kali ini kami ingin membahas tentang berbagai alat yang digunakan kebanyakan orang untuk berdzikir, pada tahap awal pembahan ini kami akan memulai penggunaan tasbih alami yang kita sebut sebagai kedua tangan kita.
Tasbih Alami (Kedua Tangan)
Yang sering disebut sebagai tasbeh alami, yaitu jari-jari kita sendiri yang melekat di kedua tangan kita. Sebenarnya tasbeh alami ini merupakan tasbeh yang paling praktis dan selalu dibawa kemana-mana. Sebagai bagian integral dari tubuh kita sebenarnya kita sering merasakan menggunakan tasbeh alami ini adalah yang paling nyaman, Namun ada juga kelemahan dari tasbeh alami ini.
Kelemahan tasbih alami ini adalah karena terbatasnya jari jari kita terbatas hanya 10 digit maka jikalau sampai pada hitungan ke-11 saya pribadi biasanya kembali lagi menunjuk 1 jari, sama seperti ketika kita pada awal hitungan ke-1. Begitu pula pada hitungan ke-21 kembali lagi jari menunjukkan angka 1 dan seterusnya. Dengan pola ini sering kali kita lupa terutama pada saat konsentrasi penuh atau saat dzikir mulai ngantuk terutama pada saat saat sholatullail.
Karena terlalu nyamannya kita merasa punya tasbih alami sehingga sering menyebabkan sugesti pada diri sendiri meremehkannya, sehingga karena kita tidak membawa tasbih alat bantu maka dzikir kita tidakjarang tidak kita hitung atau sering kali kita persingkat.
Tasbih Tradisional (Peninggalan nabi/wali)
Dzikir dengan bahan tasbih dari kayu pilihan yang bersifat alami maka secara alamiah akan membawa rasa khusuk kita semakin memuncak dan memuncak terus, hingga kita akan benar benar focus kepada Allah swt.Inilah tasbih tradisional. Bentuknya mirip rosario orang Katolik Roma ataupun mirip japa mala milik orang Hindu.
Memang dari konon sejarah awal cerita tasbih ini ada yang mengatakan dari agama samawi kuno yaitu nasrani dan Yahudi, ada juga yang mengatakan dari agama Hindu kuno di India. Wajar sekali jika sejarah tasbih dari kedua jenis agama ini, karena agama islam adalah agama yang terakhir turun, sehingga wajar sekali kalau beberapa alat menyerupai atau menggunakan dari agama lama yang masih sesuai dengan ajaran dan aturan agama islam.
Secara pribadi saya adalah M Imron Pribadi sangat dan sungguh merasakan justru memakai tasbeh tradisional inilah saat paling konsentrasi. Kenapa hal ini terjadi? karena dengan alat bantu yang sesuai dan menyatu dengan alam, maka dzikir kita akan semakin mantaf dan secara digital bersatu dengan khas kealamian alat bantu tersebut. Sehingga naturalis dzikir akan semakin power full konsentrasi pada bacaan bacaan yang kita lafalkan dalam lisan maupun dalam hati.
Dzikir dengan alat bantu khususnya tasbih kayu pilihan seperti kokka, stigi, cedana, garu dll sambil memejamkan mata juga bisa, hanya mengandalkan indra perasanya saja dan dapat merasakan kapan kita harus berhenti ketika kita menyentuh manik-manik tanda ’33′ disinilah otomatisnya rasa yang sudah menyatur dengan Dzikir tasbih tradisional yang banyak menghantarkan ulama' besar di dunia ini menjadi hamba Allah yang yang sholeh karena dzikirnya menggunakan tasbih tradisional, misalnya para wali songo yang berdzikir dengan kayu khas yaitu kayu WALIKUKUN yang terkenal dengan sebutan kayu ladhuni.
Konon dzikir dengan tasbih alami yang terbuat dari bahan kayu pilihan akan menjadikan tasbih yang kita pakai dzikir juga memiliki karismatik tersendiri karena malaikat turut dalam tasbih itu hingga berdiam diri dalam tasbih itu.
Dzikir dengan alat bantu khususnya tasbih kayu pilihan seperti kokka, stigi, cedana, garu dll sambil memejamkan mata juga bisa, hanya mengandalkan indra perasanya saja dan dapat merasakan kapan kita harus berhenti ketika kita menyentuh manik-manik tanda ’33′ disinilah otomatisnya rasa yang sudah menyatur dengan Dzikir tasbih tradisional yang banyak menghantarkan ulama' besar di dunia ini menjadi hamba Allah yang yang sholeh karena dzikirnya menggunakan tasbih tradisional, misalnya para wali songo yang berdzikir dengan kayu khas yaitu kayu WALIKUKUN yang terkenal dengan sebutan kayu ladhuni.
Konon dzikir dengan tasbih alami yang terbuat dari bahan kayu pilihan akan menjadikan tasbih yang kita pakai dzikir juga memiliki karismatik tersendiri karena malaikat turut dalam tasbih itu hingga berdiam diri dalam tasbih itu.
Tasbih Digital
Tasbih digital atau tasbih mekanik ini sebenarnya tidak lain adalah handy-counter yang sering pakai para satpam ketika menghitung jumlah pengunjung di suatu tempat misalnya mall, pabrik dll untuk menghitung jumlah barang tertentu atau karyawan. Seiring dengan perkembangan jaman, alat ini digun akan sebagai alat dzikir diberbagai pesantren dan majelis taklim. karena tingkat kepraktisan serta keakuratannnya dalam menghitung bilangan. Banyak para santri mengunakan tasbih jenis ini karena kalau dzikir saat ngantuk maka bilangannya tidak akan hilang, berbeda dengan tasbih jenis tradisional maupun tasbih alami. nach dari sini lah jenis tasbih ini mulai banyak digunakan oleh banyak ummat islam. salah satunya yang sempat kami wawancarai adalah para santri di pondok pesantren Al- AMIN Prenduan Pamekasan Madura. (Gambar tasbih digital ini diambil dari website TADAWI di indonetwork)
Katalog Produk: TASBIH DIGITAL - tadawi - Indonesia
tadawi adalah penjual di Indonetwork yang menjual TASBIH DIGITAL di Indonesia. TASBIH DIGITAL dari tadawi ... TASBIH DIGITAL. (Gambar). tokotadawi@gmail.com ...
tadawi.indonetwork.co.id/1131058/tasbih-digital.htm - Tembolok -
tadawi.indonetwork.co.id/1131058/tasbih-digital.htm - Tembolok -
Menurut saya pribadi, sebenarnya menggunakan handy-counter ini sebagai tasbeh atau alat bantu zikir cukup nyaman. Hanya saja, sayangnya, fokus kita dalam berzikir juga sedikit berkurang karena kita juga harus melihat terus angka-angka di counter tersebut agar hitungannya tidak lebih dari kelipatan dzikir yang telah ditentukan. Selain itu, terutama pada counter mekanikal yang agak kuno, suara ketika kita menekan tuas penghitung terdengar agak keras sehingga kekhusyukan dalam berzikir juga bisa berkurang. Disamping itu tasbih jenis ini tidak bisa digunakan berdzik pada tengah kegelapan malam, nach inilah kelemahannya tasbih digital maupun elektronik.
Tasbih Digital Elektronik
Tasbih digital elektronik ini saat ini jenis dan macamnya sudah banyak sekali, hingga tasbih digital yangdisediakan oleh Blackberry, ipod dll. Sehingga pilihan sangat banyak sekali, semuanya tergantung pada niat kita untuk menggunakannya.
Tasbih digital elektronik yang disediakan oleh alat komunikasi sepreti hp, dll sudah berbeda dengan tasbih yang digunakan pada tasbih digital biasa, karena walau tidak ada sinar lampu jenis tasbih ini sudah menyatu dengan alat elektronik kita misalnya HP.
Dari berbagai jenis tasbih yang ditawarkan semuanya adalah sarana terbaik untuk melakukan dzikir kita kepadaNya, tentu masing masing punya kelebihan dan kekurangan yang masing masing orang dapat menyesuaikan dengan kebutuhannya serta tingkat kenyamanannya. selamat mencoba dan memilikinya.
Dari berbagai jenis tasbih yang ditawarkan semuanya adalah sarana terbaik untuk melakukan dzikir kita kepadaNya, tentu masing masing punya kelebihan dan kekurangan yang masing masing orang dapat menyesuaikan dengan kebutuhannya serta tingkat kenyamanannya. selamat mencoba dan memilikinya.
0 Tanggapan:
Posting Komentar
Silahkan komentar disini jika mau oder, saran, kritik membangun, komplain, sumbang sich pemikiran dll, tapi mohon maaf pihak management Makrifat Business melakukan moderasi setiap komentar yang masuk