Artikel ini diambil dari sumber website Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
"Aren" dialihkan ke halaman ini. Untuk
komune di Perancis, silakan lihat Aren,
Perancis dan
untuk kotamadya di Spanyol, silakan lihat Arén
Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae)
adalah palma yang terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serba guna.
Tumbuhan ini dikenal dengan pelbagai nama seperti nau, hanau,peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung
Malaya); kawung,taren (Sd.); akol, akel, akere, inru, indu (bahasa-bahasa di Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan
lain-lain.
Bangsa Belanda mengenalnya sebagai arenpalm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnyazuckerpalme. Dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm.
Aren adalah tumbuhan yang dilindungi oleh
undang-undang.
JENIS TASBIH INI JUGA MELAYANI HARGA PRESELLER, GROSIR DAN AGEN
Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m.
Berdiameter hingga 65 cm, batang pokoknya
kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal
sebagai ijuk,injuk, juk atau duk. Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang menyelubungi batang.
Daunnya majemuk menyirip, seperti daun kelapa,
panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita
bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan
keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di sisi bawahnya.
Berumah satu, bunga-bunga jantan
terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di
ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk bulat peluru,
dengan diameter sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, [2]tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih
kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung
karena getahnya sangat gatal.
TASBIH AREN COKLAT ALAMI ORIGINAL INI KAMI SAJIKAN DENGAN BERBAGAI WARNA KUNCIR YANG MEMBUATNYA SEMAKIN SERASI, BISA KUNCIR BENANG DENGAN BERBAGAI WARNA MAUPUN BUTIRAN AKAN KAMI LAYANI PERMINTAAN ANDA.
Kegunaan
Pohon enau menghasilkan banyak hal, yang
menjadikannya populer sebagai tanaman yang serbaguna, terutama sebagai
penghasil gula.
Gula
aren diperoleh dengan
menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sariyang
berwarna kuning. Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama
beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan
di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes.
Cairan manis yang diperoleh dinamai nira (alias legen atau saguer), berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak
tahan lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah
niranya; biasanya sehari dua kali pengambilan, yakni pagi dan sore.
Setelah dikumpulkan, nira segera dimasak hingga
mengental dan menjadi gula cair. Selanjutnya, ke dalam gula cair ini dapat
dibubuhkan bahan pengeras (misalnya campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar gula membeku
dan dapat dicetak menjadi gula aren bongkahan (gula gandu). Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah seperti
minyak kelapa, agar terbentuk gula aren bubuk
(kristal) yang disebut juga sebagai gula
semut.
Di banyak daerah di Indonesia,
nira juga biasa difermentasi menjadi semacam minuman beralkohol yang disebuttuak atau di daerah timur juga disebut saguer. Tuak ini diperoleh
dengan membubuhkan satu atau beberapa macam kulit kayu atau akar-akaran
(misalnya kulit kayu nirih (Xylocarpus) atau
sejenis manggis hutan (Garcinia)) ke dalam nira dan
membiarkannya satu sampai beberapa malam agar berproses. Bergantung pada ramuan
yang ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam
atau pahit.
Dengan membubuhkan bahan yang lain, atau dengan
membiarkan begitu saja selama beberapa hari, nira dapat berfermentasi menjadi cuka.
Cuka dari aren ini kini tidak lagi populer, terdesak oleh cuka buatan pabrik.
Nira mentah (segar) bersifat pencahar (laksativa),
sehingga kerap digunakan sebagai obat urus-urus. Nira segar juga baik sebagai
bahan campuran (pengembang) dalam pembuatan roti.
TASBIH KAYU AREN COKLAT ASLI ORIGINAL DAN WARNA NATURAL TANPA SEDIKITPUN PEWARNA, ALAMI SEHINGGA BENAR BENAR MEMILI MISTIK KEWIBAWAAN JIKA DIPAKAI DZIKIR DENGAN PENUH IKHLAS.
KAMI TAWARKAN DENGAN HARGA
@ Rp. 8,750,-/Pcs
Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang
berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang muda intinya masih
lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan
intinya, dan kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang
gatal dan beracun.. Cara
lainnya, buah muda dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya
dipukul gepeng dan kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari. Inti biji
yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau kolang-kaling.
Kolang-kaling disukai sebagai campuran es, manisan atau dimasak sebagai kolak. Teristimewa
sebagai hidangan berbuka puasa di bulan Ramadhan.
Produk lain
Sebagaimana nipah dan rumbia, daun pohon
enau juga biasa digunakan sebagai bahan atap rumah rakyat. Pucuk daunnya yang
masih kuncup (janur) juga
dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung. Lembar-lembar daunnya di Jawa
Barat biasa digunakan sebagai
pembungkus barang dagangan, misalnya gula aren atau buah durian.
Lembar-lembar daun ini pun kerap dipintal menjaditali, sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman sederhana dan sapu lidi.
Seperti halnya daun, ijuk dari pohon enau pun
dipintal menjadi tali. Meski agak kaku, tali ijuk ini cukup kuat, awet dan
tahan digunakan di air laut. Ijuk dapat pula digunakan sebagai bahan
atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk. Dari pelepah dan tangkai daunnya, setelah diolah, dihasilkan
serat yang kuat dan tahan lama untuk dijadikan benang, tali pancing dan senar gitar Batak.
Batangnya mengayu di sebelah luar dan agak lunak
berserabut di bagian dalam atau empulurnya. Kayunya yang keras ini dipergunakan
sebagai papan,kasau atau dibuat menjadi tongkat. Empulur atau gumbarnya dapat ditumbuk dan diolah untuk
menghasilkan sagu, meski kualitasnya masih kalah oleh sagu
rumbia. Batang yang dibelah memanjang dan dibuang empulurnya digunakan sebagai
talang atau saluran air.
Dari akar dihasilkan serat untuk bahan anyaman,
tali pancing atau cambuk.
Ekologi dan penyebaran
Pohon enau mudah tumbuh. Memiliki asal-usul dari
wilayah Asia tropis, enau diketahui menyebar alami mulai dari India timur di sebelah barat, hingga sejauh Malaysia, Indonesia,
dan Filipina di sebelah timur. Di Indonesia, enau tumbuh liar
atau ditanam, sampai ketinggian 1.400 m dpl.. Biasanya banyak tumbuh di lereng-lereng atau
tebing sungai.
Meskipun getahnya amat gatal, buah enau yang
masak banyak disukai hewan. Musang
luwak diketahui sebagai salah
satu hewan yang menyukai buah enau ini, dan secara tidak langsung berfungsi
sebagai hewan pemencar biji enau. Di Bangka, pada masa
lalu orang-orang Tionghoa memasang perangkap di bawah pohon enau yang
tengah berbuah, untuk menangkap rombongan babi
hutan yang berpesta buah enau
yang berjatuhan.
[
]Perbanyakan
Enau atau aren dapat dikembang biakkan secara generatif yaitu melalui bijinya. Agar diperoleh keturunan yang baik, benih sebaiknya diambil dari pohon induk yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Batang pohon harus besar dengan pelepah daun merunduk dan rimbun. Sampai saat ini dikenal dua macam tanaman aren yaitu Aren Genjah yang memiliki batang agak kecil dan pendek dengan produksi nira antara 10–15 liter/tandan/hari, dan Aren Dalam yang memiliki batang besar dan tinggi dengan produksi nira 20–30 liter/tandan/hari. Untuk kepentingan produksi nira dan turunannya, dianjurkan untuk menggunakan varietas Dalam sebagai pohon induknya.
b. Pohon terpilih harus memiliki produktivitas yang tinggi. Perlu diketahui bahwa tidak semua pohon aren dan tidak semua mayang (tandan bunga) jantan yang keluar (9 – 11 mayang) menghasilkan nira. Hal ini sangat dipengaruh oleh proses fisiologi tanaman. Calon pohon induk perlu diperiksa produktivitasnya dengan menyadap nira dari mayang jantan pertama atau kedua; jika hasilnya banyak maka pohon itu pantas dijadikan pohon induk. Kemudian pohon induk ini tidak lagi disadap niranya, agar kualitas benih yang dihasilkan tetap baik.
Selanjutnya tahapan penyediaan bibit tanaman aren adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan buah
Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan penyakit dengan diameter buah ± 4 cm. Sebaiknya buah yang diambil adalah yang terletak di bagian luar rakila. Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu pada karung plastik atau dus untuk memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit.
2. Pengambilan biji dari buah
Pengambilan biji dari dalam buah aren harus menggunakan sarung tangan karena buah aren mengandung asam oksalat yang akan menimbulkan rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji terpisah dengan sendirinya dari daging buah. Dengan cara ini, biji dapat diambil dengan mudah dan kulit buah aren tidak gatal lagi.
0 Tanggapan:
Posting Komentar
Silahkan komentar disini jika mau oder, saran, kritik membangun, komplain, sumbang sich pemikiran dll, tapi mohon maaf pihak management Makrifat Business melakukan moderasi setiap komentar yang masuk