Sumber artikel dari website http://bpthbalinusra.net
Penyebaran dan habitat
Bunga, daun dan buah. Dari: Plant Resources of South-East Asia.
No. 2.
Pemanfaatan
Deskripsi botani
Deskripsi buah dan benih
Panen Buah
Penanganan dan pemrosesan buah dan benih
Penyimpanan dan viabilitas
Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Penaburan dan perkecambahan
Masalah kesehatan
Serangan serangga selama penyimpanan dapat menjadi masalah utama.
Daftar Pustaka
DISIAPKAN OLEH DANIDA FOREST SEED CENTRE DAN DITERJEMAHKAN OLEH STAF IFSP.
Penulis : Dorthe Jøker
Indonesia Forest Seed Project
T. H. R. Ir. H. Juanda, Dago Pakar
Bandung 40198
P.O. Box 6919 Bandung 40135
Indonesia
E-mail: \n
-->ifsp@indo.net.id
--> -->Penyebaran dan habitat
Asalnya
tidak pasti, mungkin jenis asli savana kering Afrika tropis. Jenis ini
dahulu diintroduksi ke Asia yang menjadi tempat tumbuh sekarang, dan
belum lama diintroduksi ke tropis di belahan barat.
Tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim muson basah, dapat tumbuh di kisaran tipe tanah yang luas. Dapat hidup di tempat bersuhu sampai 47C, tapi sangat sensitif terhadap es. Umumnya tumbuh di daerah bercurah hujan 500 – 1.500 mm/tahun, bahkan tetap hidup pada curah hujan 350 mm jika diberi irigasi saat penanaman. Di daerah tropika basah bercurah hujan lebih dari 4.000 mm, pembungaan dan pembuahan menurun dengan jelas. Jenis ini menghasilkan benih lebih banyak jika hidup di tempat dengan periode kering yang panjang, berapapun curah hujan tahunannya.
Tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim muson basah, dapat tumbuh di kisaran tipe tanah yang luas. Dapat hidup di tempat bersuhu sampai 47C, tapi sangat sensitif terhadap es. Umumnya tumbuh di daerah bercurah hujan 500 – 1.500 mm/tahun, bahkan tetap hidup pada curah hujan 350 mm jika diberi irigasi saat penanaman. Di daerah tropika basah bercurah hujan lebih dari 4.000 mm, pembungaan dan pembuahan menurun dengan jelas. Jenis ini menghasilkan benih lebih banyak jika hidup di tempat dengan periode kering yang panjang, berapapun curah hujan tahunannya.
Bunga, daun dan buah. Dari: Plant Resources of South-East Asia.
No. 2.
Pemanfaatan
Asam
biasanya ditanam sebagai penghasil buah, tapi juga penghasil kayu yang
bernilai. Daging buah yang tinggi vitamin B dapat dimakan mentah atau
dibuat selai, sirop atau permen. Bunga, daun dan biji juga dapat dimakan
dan digunakan dalam berbagai masakan. Kayunya digunakan sebagai bahan
mebel, kayu bakar dan arang. Daunnya mempunyai nilai yang tinggi sebagai
makanan ternak. Akarnya yang dalam membuat jenis ini sangat tahan
terhadap badai dan cocok sebagai penghalang angin. Pohon asam memiliki
tajuk yang lebat dan cocok sebagai penghalang api karena tidak akan ada
rumput yang tumbuh di bawahnya. Walaupun merupakan jenis legum, asam
bukanlah jenis pengikat nitrogen.
Deskripsi botani
Pohon
selalu hijau, tinggi sampai 30 m dengan tajuk lebat dan menyebar,
cabang pendek. Panjang daun sampai 15 cm, duduk daun bergantian, daun
majemuk dengan 8 – 18 pasang anak daun, panjang anak daun 1 – 3,5 cm.
Bunga kecil, kuning dengan coretan merah muda, berjumlah 5 – 10 dalam
tangkai sepanjang 3 – 5 cm.
Deskripsi buah dan benih
Buah:
polong tidak merekah ketika kering, rapuh, panjang 5 – 15 cm, agak
melengkung dan membungkus biji. Terdapat 1 – 10 biji setiap polong,
dibungkus oleh daging buah yang lengket.
Benih: panjang sampai 18 mm, bentuk tidak teratur, kemerah-merahan, coklat tua atau hitam berkilat, dengan testa keras yang halus. Dalam satu kilogram terdapat 1.800 – 2.600 benih
Benih: panjang sampai 18 mm, bentuk tidak teratur, kemerah-merahan, coklat tua atau hitam berkilat, dengan testa keras yang halus. Dalam satu kilogram terdapat 1.800 – 2.600 benih
Pembungaan dan pembuahan
Walaupun jenis yang selalu hijau, pohon ini menggugurkan daun dalam periode singkat. Bunga biasanya muncul sejalan dengan pertumbuhan daun baru, yang pada kebanyakan daerah terjadi selama musim semi dan panas. Bunga mungkin diserbuki serangga. Pembentukan buah terjadi selama musim hujan dan masak 6 bulan sesudahnya. Pohon asam mulai menghasilkan buah umur 8 – 12 tahun dan terus berbuah sampai umur 200 tahun.
Walaupun jenis yang selalu hijau, pohon ini menggugurkan daun dalam periode singkat. Bunga biasanya muncul sejalan dengan pertumbuhan daun baru, yang pada kebanyakan daerah terjadi selama musim semi dan panas. Bunga mungkin diserbuki serangga. Pembentukan buah terjadi selama musim hujan dan masak 6 bulan sesudahnya. Pohon asam mulai menghasilkan buah umur 8 – 12 tahun dan terus berbuah sampai umur 200 tahun.
Panen Buah
Permukaan
polong retak, bergemerincing jika dikocok, dan buah pertama jatuh ke
tanah adalah tanda biji telah masak, dan pengumpulan biji dapat dimulai.
Pengumpulan dapat dilakukan dari pohon atau dari permukaan tanah
setelah menggoyang cabangnya. Polong yang dikumpulkan dari atas tanah
diduga telah terserang kumbang penggerek.
Penanganan dan pemrosesan buah dan benih
Jika
buah telah kering saat dikumpulkan, tidak perlu dijemur sebelum
pemrosesan. Buahnya tidak merekah atau pecah dan harus dibuka secara
manual. Beberapa cara ekstraksi dapat digunakan, salah satunya
menggunakan pemukul, direndam 12 jam kemudian dibuka dengan tangan.
Polong, daging buah dan benih mati atau kosong akan terapung, sementara
benih bernas akan tenggelam. Jika sudah terpisah, benih dijemur. Cara
lain, menuang polong dalam pengaduk semen yang dicampur kerikil
perbandingan 2:1 (polong:kerikil) dan ditambah air sebanyak mungkin,
sehingga campuran akan mengapung dan benih tenggelam. Benih kemudian
dipisahkan. Benih dijemur sebelum disimpan. Setelah kering, dibersihkan
dengan penampi atau alat pembersih benih untuk menghilangkan
serat-seratnya. 5 kg polong menghasilkan sekitar 1 kg benih.
Penyimpanan dan viabilitas
Watak
benih ortodoks dan harus disimpan pada kadar air rendah. Jika disimpan
pada suhu 5 – 10° C benih dapat dipertahankan viabilitasnya beberapa
tahun. Serangan serangga merupakan masalah selama penyimpanan, sehingga
perlu perlakuan CO2 sebelum disimpan.
Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Benih
tidak memiliki dorman, sehingga tidak perlu perlakuan pendahuluan.
Skarifikasi benih seperti jenis legum lain juga disarankan. Untuk jumlah
banyak, perlakuan dengan air mendidih atau pemecah benih dapat
digunakan. Untuk pengujian benih di laboratorium disarankan menggunakan
skarifikasi dengan solder panas.
Penaburan dan perkecambahan
Benih
dapat ditabur di bedeng atau di kantong plastik. Wadah semai digunakan
bila semai di persemaian lebih dari 4 bulan. Berikutnya, akar tunjang
melesak ke dalam hingga menyulitkan pemindahan semai. Tipe
perkecambahannya epigeal (keping biji terangkat ke atas). Perkecambahan
dimulai 7 – 10 hari setelah penaburan dan biasanya membutuhkan
setidaknya satu bulan. Kecambah harus dihindarkan dari matahari. Saat
tinggi 30 cm, semai siap ditanam di lapangan. Jika pertumbuhannya
merana, semai dapat tetap di persemaian sampai tahun berikutnya, tetapi
akar semai hendaknya dipotong dan harus diperlakukan hati-hati selama
pemindahan. Dimungkinkan melakukan pembiakan vegetatif yaitu stek
cabang, tempelan dan sambungan.
Masalah kesehatan
Serangan serangga selama penyimpanan dapat menjadi masalah utama.
Daftar Pustaka
Dalla
Rosa KR, 1993. Tamarindus indica – a widely adapted, multipurpose fruit
tree. Agroforestry for the Pacific Technologies no 2. NFTA.
VON MAYDELL H-J, 1986. Trees And Shrubs Of The Sahel. Eschborn.
Prins H & JA Maghembe, 1994. Germination studies on seed of fruit trees indigenous to Malawi. Forest Ecology and Management 64: 111-125.
Sankaranarayanan R, Vijayakumar M, Rangasamy P, 1994. Cow urine for ideal seed germination in tamarind. Indian Horticulture, 38(4):15.
Troup RS, Joshi HB, 1983. The Silviculture of Indian Trees. Vol IV. Leguminosae. Delhi, India
Verheij EWM, Coronel RE, eds, 1991. Plant Resources of South-East Asia. No.2. Edible fruits and nuts. PROSEA Foundation. Wageningen, Netherlands: Pudoc.
Pohon dengan buah masak. Foto oleh: H.P.M. Gunasena.
VON MAYDELL H-J, 1986. Trees And Shrubs Of The Sahel. Eschborn.
Prins H & JA Maghembe, 1994. Germination studies on seed of fruit trees indigenous to Malawi. Forest Ecology and Management 64: 111-125.
Sankaranarayanan R, Vijayakumar M, Rangasamy P, 1994. Cow urine for ideal seed germination in tamarind. Indian Horticulture, 38(4):15.
Troup RS, Joshi HB, 1983. The Silviculture of Indian Trees. Vol IV. Leguminosae. Delhi, India
Verheij EWM, Coronel RE, eds, 1991. Plant Resources of South-East Asia. No.2. Edible fruits and nuts. PROSEA Foundation. Wageningen, Netherlands: Pudoc.
Pohon dengan buah masak. Foto oleh: H.P.M. Gunasena.
DISIAPKAN OLEH DANIDA FOREST SEED CENTRE DAN DITERJEMAHKAN OLEH STAF IFSP.
Penulis : Dorthe Jøker
Indonesia Forest Seed Project
T. H. R. Ir. H. Juanda, Dago Pakar
Bandung 40198
P.O. Box 6919 Bandung 40135
Indonesia
E-mail: \n
Telepon//Faksimil: +62 22 251 5895
0 Tanggapan:
Posting Komentar
Silahkan komentar disini jika mau oder, saran, kritik membangun, komplain, sumbang sich pemikiran dll, tapi mohon maaf pihak management Makrifat Business melakukan moderasi setiap komentar yang masuk