Contoh gambar dan artikel kayu ulin diambil dari website http://hasanzainuddin.wordpress.com
Tasbih Muslim Kayu ULIN Asli Kalimantan Model Kuncir Butiran Ukuran 99 Biji Diameter 10 mm persembahan team MAKRIFAT BUSINESS desa TUTUL Balung Jember Jawa Timur ini kami jual dengan harga
@ Rp. 250,000-/Pcs
(harga belum termasuk ongkos kirim)
KODE PRODUK : TKU09910
MELAYANI HARGA ECERAN, PRESELLER, GROSIR DAN AGEN, KAMI ADALAH EXCELLENCE SERVICE BERAPAPUN ORDERAN AKAN KAMI KIRIM
KAYU ULIN KALSEL KIAN LANGKA
Banjarmasin,11/4 (ANTARA)- Keberadaan jenis kayu khas Kalimantan yang disebut kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) belakangan ini kian langka dan sulit diperoleh di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).
Padahal keberadaan kayu tersebut banyak dicari masyarakat khususnya untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya, kata Haji Sandri penduduk Jalan Sultan Adam Banjarmasin, Rabu.
Haji sandri yang dikenal sebagai pedagang kayu ulin tersebut menyebutkan akibat sulitnya memperoleh kayu tersebut maka harga bahan bangunan terbuat dari kayu itupun kini melambung.
Menurutnya, jenis bahan bangunan yang terbuat dari kayu ulin yang belakangan masih banyak ditemukan di Banjarmasin atau daerah lain di Kalsel, bukan lagi hasil tebangan baru melainkan kayu ulin bekas hasil tebangan lama yang sudah tersimpan bertahun-tahun.
“Dulu kayu ulin yang masih berupa balokan atau berbentuk pohon di potong-potong dengan panjang sekitar tiga hingga empat meter lalu balokan itu potong-potong lagi sehingga menjadi persegi empat dengan panjang tetap sekitar tiga hingga empat meter,” katanya.
Bukti kayu ulin ini sisa, lihat saja warna kayunya sudah ada yang agak kehitaman, ada bekas tanaman lumut (tumbuhan air) ada bekas gergajian, bekas terbakar dan tanda-tanda lainnya.
Walau kayu ini kayu ulin bekas olahan tetapi tetap saja diminati karena kualitas kayu ini kuat dan baik, sehingga untuk jenis bahan bangunan papan saja harganya sekarang sudah mencapai Rp52 ribu per keping, padahal dulu paling banter hanya Rp20 ribu per keping.
Mahalnya harga itu selain memang kian langka juga untuk mengangkut kayu tersebut dari lokasi penggergajian di Bilangan Liang Anggang sekitar 60 kilometer dari Banjarmasin ke arah Banjarmasin sering dipersoalkan pihak kepolisian, akibatnya banyak pedagang yang takut membawa kayu tersebut.
Berdasarkan keterangan yang ia peroleh kayu lin tersebut, berasal dari tebangan lama di wilayah Kabupaten tanah Laut, Tanah Bumbu, serta Kabupaten Kotabaru atau wlayah pesisir Timur Kalsel.
Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat.
Ulin ternyata tak sekadar bernilai ekonomis tinggi dari nilai kayunya. Lebih dari itu, kayu khas hutan tropis di Kalimantan bernama latin eusideroxylon zwagery ini juga bisa dijadikan obat-obatan.
Manfaat ganda kayu ulin tersebut diutarakan Staf Ahli Bidang Ekonomi Menhut Ir Indriastuti MS. “Ulin termasuk jenis tanaman obat,” ungkapnya di hadapan kalangan pejabat Dinas Kehutanan Tala dan peserta Sosialisasi Penguatan Kelembagaan Kelompoktani Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), Rabu (16/7).
Indriastuti menyebutkan, ada tiga jenis bagian dari kayu ulin yang bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan yaitu daun muda, esktrak biji, dan buahnya. “Ini sudah diteliti,” sebutnya. Staf ahli Menhut itu hadir di Tala guna menjadi pembicara utama dalam Sosialisasi Penguatan Kelembagaan Kelompoktani HHBK tersebut. Di Tala sendiri kelompoktani HHBK kian berkembang.
Secara khusus Indriastuti menyampaikan apreasiasinya kepada seluruh jajaran Dinas Kehutanan Tanah Laut yang serius dan berkomitmen tinggi untuk mengembangkan dan membina masyarakat (petani) di sekitar hutan.
Kelompoktani HHBK di Tala saat ini bahkan ada yang telah menghasilkan produk yang cukup prospekstif. Salah satu contohnya adalah madu kemasan yang dihasilkan dari penangkaran lebah di pohon akasia.
Indriastuti mengatakan HHBK kini menjadi program utama yang kini terus digaungkan Departemen Kehutanan. Pasalnya selama ini potensi HHBK kurang tersentuh, padahal potensi ini cukup prospekstif untuk meningkatkan taraf hidup petani.
HHBK tidak hanya berupa madu lebah, tapi sangat banyak. Di antaranya jamur, rotan, getah-getahan, bambu, rerumputan, satwa langka, satwa elok, air, dan udara. roy
0 Tanggapan:
Posting Komentar
Silahkan komentar disini jika mau oder, saran, kritik membangun, komplain, sumbang sich pemikiran dll, tapi mohon maaf pihak management Makrifat Business melakukan moderasi setiap komentar yang masuk