Rp. 1,250,000 satuan eceran
Rp. 900,000,- /satuan minimal 5 pcs
Rp. 750,000,-/satuan minimal 10 pcs
Salam Makrifat Business untuk kita semua, terima kasih anda masih di blog business online kami, kali ini kami akan sedikit memaparkan tentang sejarah dan pegetahuan terkait dengan sejarah, pengertian dari tombak trisula.
Trisula saat ini sering diasosiasikan dengan setan oleh mitologi Kristen. Ini kemungkinan karena penggunaannya dalam agama pagan. Trisula adalah senjata Siwa, salah satu dari Trimurti yang sering disembah pada masa kejayaan kerajaan Hindu-Budha di Jawa. Begitu pula dalam agama pagan Yunani-Romawi, Poseidon (Neptunus) dewa peguasa laut selalu membawa trisula. Dalam kebudayaan Mikenai, Poseidon adalah dewa utama, dan mungkin lebih utama dibanding Zeus.
Trisula juga digunakan sebagai senjata utama oleh tentara Korea masa lalu, berbeda dengan tentara Tiongkok saat itu yang menggunakan tombak dengan mata berbentuk daun. Selain itu, trisula digunakan juga oleh orangIndonesia. Dalam tradisi spiritual Hindu trisula adalah simbol mata ketiga.
TOMBAK TRISULA DALAM SEJARAH MAJAPAHIT
Tersebutlah Nararya Sanggramawijaya, pendiri dan raja pertama kerajaan Majapahit. Setelah berhasil menghancurkan Jayakatwang dan mengusir tentara Tartar, maka beliau dinobatkan sebagai raja Majapahit yang pertama dengan mempergunakan gelaran/abhiseka Sri Kertarajasa Jayawarddhana.
Arti dari pada nama gelar tersebut (disebutkan dalam prasasti tahun 1305, bagian kedua) adalah kertarajasa berarti beliau berjaya mengubah suasana gelap menjadi suasana terang-benderang karena kemenangan atas musuh-musuhnya, jaya mengandung arti beliau mempunyai lambang kemenangan berupa senjata tombak berujung mata-tiga (trisula-muka), dan warddhana mengandung arti beliau menghidupkan segala agama, melipat-gandakan hasil bumi terutama padi demi kesejahteraan rakyat. berarti beliau memperbaiki pulau Jawa dari kekacauan yang ditimbulkan oleh penjahat-penjahat dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat,
Di dalam agama Hindhu, Trisula ini adalah merupakan senjata Dewa Siwa, yang merupakan dewa tertinggi. Didalam lambang kerajaan Majapahit, terdapat satu dewa utama yang dikelilingi oleh delapan dewa lainnya seturut arah mata angin. Dewa-dewa ini diatur dalam posisi : Tengah Siwa, Timur Iswara, Barat Mahadewa, Utara Whisnu dan Selatan Brahma, Timur Laut Sambhu, Barat Laut Sangkara, Tenggara Mahesora, Barat Daya Rudra. Di dalam kepercayaan keJawen, Dewa Siwa ini disebut juga dengan Bhatara Guru, yang memiliki kendaraan berupa Lembu Andini.
Kali ini untuk melengkapi pengetahuan dan sejah tentang tombak trisula maka kami kutip salah satu artikele yang simuat oleh "BERITA POSMO EDISI 76 1 September 2000" berjudul ” TOMBAK TRISULA PUSAKA JAGAD RAYA” : Tombak Trisula ini sebenarnya merupakan perpaduan Senjata Bhatara Siwa [Guru] ,dan Pasangannya [Durga] yang menjadi satu, bentuknya biasa saja, Polos tidak berukir. Berwarna kecoklat coklatan. Tidak berpamor, Karena sudah terlalu Tua usianya, Meskipun demikian punya Kelebihan, Dipercaya sebagai Pusaka Jagad Raya.
Munculnya Senjata Andalan Kerajaan Singosari ini, bukan dibuat Orang Sakti seperti Empu Gandring atau Empu Supa, Tapi diyakini dibuat oleh HYANG AGUNG {DEWA} pada Zaman Ken dedes,Istri Ken Arok, Karena itulah, Tombak ini dianggap sangat Istimewa, “Oleh Ahli Pusaka dipercaya sebagai Senjata Bhatara Syiwa, Paling Ampuh diantara Tombak Tombak yang ada di Indonesia.Cuma bukan digunakan untuk berperang tapi “hanya PIYANDEL [Pusaka] Kerajaan dan Jagad Raya” Ujar Hyang Suryo {Yang ber Abiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI} Pemilik Tombak Ampuh dari Kerajaan Kerajaan Zaman Dahulu, karena “KEAMPUHAN” itulah Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari menjadikan Tombak Trisula sebagai Piyandel Kerajaan.
Hasilnya memang nyata, Dirinya menjadi Raja yang disegani di Kawasan Asia Tenggara, Namun setelah Senjata itu hilang dari Kerajaan, Kertanegara dapat ditaklukkan oleh Prabu Jayakatwang dari Kerajaan Kediri. Keberadaan Tombak Trisula ini disakralkan dan tidak boleh dikirap pada tiap-tiap ada upacara, Tapi hanya ditaruh di PELINGGIHAN UTAMA sebagai Simbol Bhatara SYIWA pada Upacara keagamaan. :Tombak ini memang tidak pernah dibawa keluar untuk Upacara Upacara, Hanya diberi Sesaji oleh Pemangku Utama dengan hati hati cara memegangnya, kemudian diletakkan di “PELINGGIHAN PADMA SYIWA” ujar Hyang Sryo [Brahmaraja XI] pada POSMO.
Untuk memegang Tombak tersebut tidak sembarang orang, Biasanya yang memegang akan Kesurupan [Bali Keraohan] Padahal pada mulanya sadar saat memegang, Tapi dalam waktu beberapa menit akan berbicara sendiri, sepertinya yang terdengar adalah suara makhluk halus. Hal ini tak berlaku bagi Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari dan Pemangku Utama. Maka dari itu Mangku biasa tidak berani memegang, Ada yang berani nekad. Akibatnya keadaanya “NGGEBLAK” [jatuh terlentang] ditanah.
Hal ini pernah dialami Mangku Bima Wananda, karena tidak kuat, Yang bisa memegang Siapa? Ternyata hanya Pendeta Tingkat Tinggi. Yang harus diingat Tombak Trisula kalau dicuci hanya diperciki Air dan digosok Daun Kelapa Muda yang diwujutkan Sapu, bukan di celupkan dalam air kembang setaman sebagaimana Tombak milik Rakuti atau Tokoh lainnya pada bulan Sura{Pusaka Pura Majapahit yang nyuci Empu Sudarmadji Kakak Gubernur Jatim Basofi Sidirman waktu itu, dan disaksikan Wartawan}.
Setelah dicuci kemudian ditaruh tempat khusus dengan dibungkus kain. Tidak boleh dipinjamkan pada orang lain, “Sekarang ini berada di Pura Mojopahit Pusat. Posisinya sebagai Pusaka Pelindung Pura” ujar Hyang Suryo / Sri Wilatikta Brahmaraja XI. {Husnu Mufid Wartawan khusus Ahli Pusaka, dibantu Para Pakar Pusaka}, Ditulis Kembali Gusti Heker Mengingat Hari Durga yang Istri Bhatara Siwa dan senjata ini sebagai Atribut Pratima Bhatara/Bhatari Siwa Yang Pratimanya Masih berada di Universitas Mahendradata untuk di Upacarai Odalan, dimana Mahendradata dimanivestasikan Sebagai Durga mengendarai Mahisa/sapi bertangan Banyak salah satunya memegang TRISULA. yang disebut oleh Ahli dari India Bpk.Reshi RamesSarty Durga Mahisa Nandini. Beliau Sering Tangkil di GWK, Puri Gading dan ikut Upacara Kirap. Putra Beliau menyebut Hyang Suryo Brahmaraja XI “God” yang langsung dimarahi Hyang Suryo dan dijawab: “Brahmaraja is The King, no God, Brahman is The God” dan ini di Benarkan Bapaknya, Jadi jelas Brahma adalah Raja bukan Tuhan, Tuhan disebut Brahman versi India, mereka Orang India bahkan membenarkan sambil posisi sembah mengucapkan maap atas ketidak mengertinya sang Putra.
Waktu itu sedang Kirap di Pura Jagatnata Denpasar, Semua orang Heran kok Brahmaraja XI ngerti Kepercayaan India, dan dibenarkan Orang India. Semua tidak ada yang berani bertanya, dengan serius Kirap akan dimulai Tiba-Tiba Orang Orang Panik Kebingungan Lari tunggang langgang Termasuk Para Wartawan sampai ada Kamera yang jatuh ketika Kuda Dokar yang dinaiki Brahmaraja XI Keraohan / kesurupan, Berjingkrak jingkrak, sedang Wedakarna hampir jatuh terdesak Kuda, Mahasiswi sampai sandalnya putus karena menghindari Sang Kuda, oleh Brahmaraja XI badan Kuda ditumpangi Keris dan Kuda agak Tenang [ kuda Keraohan dan Kirap diberitakan Radar Bali, POSMO dll]
Demikianlah Informasi ini semoga menjadi lebih mempercayai Warisan Budaya Leluhur sendiri yang Adiluhung bukan mempertanyakan, seolah Pusaka Barang Dagangan, Kalau disungsung diupacarai pasti membuat Roh yang disemayamkan. Sang Empu Gembira, begitu juga Roh Sang Empu yang telah Menyatu dengan Pusaka buatannya bila kita menghargai Akan memberikan Perlindungan bagi si Pemilik Pusaka dan bagi Umat yang percaya karena memberikan Sesaji, sekali lagi Maap ini kepercayaan Keluarga Besar Majapahit, Untuk yang tidak percaya jangan usil, Anda tinggal di Bumi Majapahit. Untuk Agama Suci Islam tentu tertawa karena semua dilindungi Allah yang satu, ya tertawalah, Adat Arab tidak kenal Keris, Pratima dll Tuhan saja tidak ada, itu ketikan di TV tiap sore Asar Mahgrip “Tiada Tuhan [bahasa Indonesia] Selain Allah [bahasa Arab]” inilah suatu penghinaan yang dilegalisir masak Orang-orang sampai sekarang dihina demikian diam saja, ini pelecehan Bahasa Indonesia dianggap tidak ada selain bahasa Arab. Juga Berita ini untuk menangkal Tuduhan Kristen Alvatar Hyang Suryo berburu Pusaka di Bali, untuk apa ?
Pusakanya Banyak, Kadang Menyelamatkan, timbang di beli Touris [itupun hadiah Panitia Pameran yang jual Keris, kadang dibelikan Bambang Pakualam] Pernah Pusakanya mau di beli Orang Amerika dengan harga tinggi, Waktu itu Romo Yanto, DR. Candra, Sutris, Biku Acun agak heran kok tidak diberikan, inilah kebodohan Bangsa kita yang hanya melihat Uang, Pusaka itu kini di Sungsung di Komplek Ganesa Tertinggi di Asia di buatkan Lemari Kaca Diberi Sesaji, bisa dilihat Anak Cucu, jadi biasa menghadapi suara miring kita kutib sabda Jesus karena Alvatar Kristen ” Maapkan Ya Bapa disurga Orang ini, karena tidak tahu apa yang dia perbuat” jadi Orang tidak Tahu mulutnya JEPLAK harus dimaapkan ini perintah Yesus, kalau tahu kan tidak banyak Komentar menunjukkan ke Goblok kan nya. Waktu Pameran di Art Centre, Hyang Suryo tinggal di Hotel bersama Ir. Winarto, Drs, Machandi Wahyudi dll, Satpam Hotel [Orang Bali] bercerita “Saya punya Keris persis seperti di Pameran” Machandi bertanya “Lha Kerisnya sekarang dimana Pak?” Satpam itu menjawab “Saya jual Pak, saya sekarang menyesal, Dulu ini tanah saya, sekarang saya Satpam disini, hidup saya susah” ini contoh realita nyata, Menjual Sungsungan / Bhatara / Pratima [Menurut Ida Pedanda Made Gunung Keris adalah Pratima] ya itu tadi awalnya senang menerima uang, belakangan? ya kisah Nyata. Semoga menjadi Suri Tauladan.
Jadi silahkan saja Menduga Hyang Suryo ini dan itu kan ada pepatah “Maling teriak Maling” Orang berhati Busuk/iri/Dengki pasti Orang lain disamakan dirinya, selali lagi Pepatah SD itu sangat berguna kalau diresapi, hatipun tenang melihat kegoblog’kan orang yang sok pinter, Lagu Kus Plus” He Ela Elo Sawo dipangan Uler, He Ela Elo Wong Bodo Ngaku Pinter” lagu ini Sanepo Nyata. Untuk menjawab Komentar adalah Tugas GRP. Nokoprawiro Masak Brahmaraja berurusan Dengan orang Tolol macam Alvatar ya Bukan Level Beliau ttd. Gusti Heker / Ahli Internet. ikut nimbrung “Jangan mengukur baju sendiri dibadan Orang Lain” baju saya dipakai Touris langsung Robek Ketiak nya.
MACAM MACAM TOMBAK DALAM SEJARAH
Tombak atau lembing adalah senjata yang banyak ditemukan di seluruh peradaban dunia, terutama karena kemudahan pembuatannya dan biaya pembuatannya yang murah. Tombak adalah senjata untuk berburu dan berperang, bagiannya terdiri dari tongkat sebagai pegangan dan mata atau kepala tombak yang tajam dan kadang diperkeras dengan bahan lain. Bersamaan dengan kapak tombak adalah perkakas pertama yang dibuat manusia dan sejalan dengan perkembangan peradaban mata tombak dan kapak yang semula berupa tulang atau batu yang dihaluskan diganti menjadi logam yang lebih kuat dan tahan lama.
Di Indonesia tombak menjadi senjata utama yang banyak digunakan oleh tentara-tentara tradisional nusantara. Ini terutama karena kelangkaan besi dan logam lainnya di Indonesia sehingga sulit untuk membuat pedang. Oleh karena itu senjata yang lebih umum digunakan di Indonesia atau bangsa-bangsa melayu dulu adalah senjata yang menggunakan lebih sedikit besi dibanding pedang yaitu kapak, parang atau golok, dan tombak. Di antara senjata-senjata tadi yang hanya tombak yang digunakan hanya sebagai senjata(termasuk sebagai senjata berburu).
Terdapat sejenis tombak tanpa mata yang sering digunakan oleh milisia di nusantara yaitu bambu runcing yang dibuat dari bambu yang diruncingkan tanpa perkuatan apapun di ujungnya.Untuk menghadapi tentara tradisonal nusantara dan tentara kolonial ini adalah senjata penusuk yang mematikan sebab mereka tidak dilengkapi dengan perlindungan baju zirah.
Dalam penggunaannya tombak dapat digunakan oleh pasukan berkuda(kavaleri) atau pasukan jalan kaki (infantri). Tombak yang digunakan kavaleri dalam bahasa Inggris biasa disebut lance sedangkan tombak panjang infantri pada zaman pertengahan biasa disebut pike. Terdapat sejenis senjata Eropa yang terlihat seperti campuran antara tombak dan kapak yang disebut halberd.
Nama-Nama Tombak/Lembing yang Tidak Dilempar
Berikut adalah daftar nama-nama tombak(belum diterjemahkan) di penjuru dunia:
* Boar spear
* Bohemian ear spoon
* Dung
* Falarica
* Trisula / Trident
* Hasta
* Jousting lance
* Lance
* Magari yari
* Ox tongue
* Pike
* Qi膩ng
* Sarissa
* Spontoon
* Halberd
* Voulge
* Naginata
Tombak/Lembing yang Dilempar
Tombak/lembing yang dilempar memiliki persamaan bentuk dengan tombak yang tidak dilempar, tetapi perbedaannya adalah cara penggunaannya yaitu dengan melemparkannya. Oleh karena itu, lembing biasanya lebih ringan atau setidaknya lebih ringan daripada tombak. Saat ini terdapat olahraga dunia yang berbasis penggunaan lembing yaitu lempar lembing (javelin throwing).
[sunting] Nama-nama Tombak/Lembing yang Dilempar
Berikut nama-nama tombak yang biasanya dilempar dalam penggunaannya:
* Angon
* Assegai
* Budiak
* Fal-feg
* Jarid
* Kamayari
* Jumonji Yari
Sumber artikel :
id.wikipedia.org/wiki/Trisula
http://id.wikipedia.org/wiki/Tombak
0 Tanggapan:
Posting Komentar
Silahkan komentar disini jika mau oder, saran, kritik membangun, komplain, sumbang sich pemikiran dll, tapi mohon maaf pihak management Makrifat Business melakukan moderasi setiap komentar yang masuk